Literasi Media di Era Penyiaran Digital
Oleh: Firdaus Abdullah
Pendiri / Dewan Pembina Forum Masyarakat Peduli Media (FMPM) Sulawesi Barat
SEIRING perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, semakin banyak media dengan sistem siaran digital.
Sekarang dihadapkan pada perancangan, pengoperasian, dan pengawasan sistem penyiaran digital.
Kebanyakan masyarakat memandang bahwa media baru dalam era digitalisasi penyiaran meliputi Youtube, Fecebook, dan lain sebagainya.
Masyarakat pascaindustri informasi menjadi penentu faktor kehidupan kerja terlepas latar belakannya ; guru, dosen, pedagang, jurnalis, politisi, atau lainnya.
Sekarang teknologi telah mengalami kebisingan yang ditunjukkan dengan tsunami informasi karena banyaknya media penyiaran telah memiliki media baru seperti IG TV, Youtube, dan semacamnya berproduksi untuk masyarakat, dan masyarakat dipengaruhi untuk bermigrasi ke media baru tersebut.
Berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi yang disertai dengan globalisasi turut menimbulkan permasalahan baru dalam bidang kkearifan lokal, misalnya kurangnya budaya asli daerah.
Terjadinya erosi nilai budaya, menurunnya rasa kepercayaan diri akan budaya bangsa sendiri dan menipisnya gaya hidup ketimuran atau meingkatnya gaya kebarat-baratan, sehingga menghilangkan kearifan lokal (Surahman, 2016).
Dampak dari digitalisasi tersebut semakin memudahkan masyarakat untuk memperoleh informasi, mulai dari yang positif hingga yang mampu memberikan kecemasan kepada khalayak (Widiastuti, 2020).
Banyaknya sumber informasi yang diperoleh tersebut, serta ketergantungan masyarakat yang tinggi terhadap konsumsi media, sangat rentan akan penerimaan isu-isu hoaks (Rosemary, dkk, 2021).
0 Response to "Literasi Media di Era Penyiaran Digital"
Post a Comment